Padang, gentaandalas.com- UKM Pengembangan Ilmu dan Kandungan Al-Quran (PIKA) Universitas Andalas (Unand) kembali melaksanakan kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Mahasiswa yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Februari hingga 7 maret 2021. Kegiatan akan dilaksanakan dengan memanfaatkan media daring untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi.

Ketua pelaksana, Rido mengatakan bahwa PIKA telah menerapkan berbagai penyesuaian agar kegiatan dapat berjalan efektif walau di masa pandemi.

“Tentunya pelaksanaan akan sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk saat ini penilaian dilakukan dari video-video yang dikirim oleh peserta, atau melalui aplikasi zoom, maupun media lainnya,” ujar Rido saat diwawancarai Genta Andalas, Kamis (04/02/2021).

Kegiatan MTQ juga menjadi langkah awal bagi mahasiswa yang ingin menjadi perwakilan Unand dalam kegiatan MTQ mahasiswa tingkat nasional. Pada MTQ MN XVI lalu, Unand berhasil meraih Juara Umum Ke-5 dan memperoleh kemenangan diberbagai cabang perlombaan.

“Kegiatan MTQ ini juga dilakukan untuk mencari bibit-bibit unggul yang nantinya akan menjadi perwakilan Unand dalam MTQ mahasiswa tingkat nasional,” ujar Rido.
Rido juga menyebutkan terdapat dua jalur pendaftaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan MTQ ini yaitu pendaftaran melalui fakultas dan pendaftaran dengan jalur mandiri. Bila sebelumnya pendaftaran dengan jalur mandiri dikenakan biaya, namun Rido mengungkapkan untuk pelaksanaan MTQ kali ini mahasiswa yang mendaftar secara mandiri tidak akan dikenakan biaya.

Walaupun MTQ dilaksanakan secara daring, namun tidak menyurutkan antusiasme mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mahasiswa Jurusan Farmasi Unand, Rizki menjadi salah satu peserta MTQ di cabang perlombaan tilawah dan tartil.

“Karena ada aturan boleh ikut 2 cabang, jadi saya ikut tilawah dan tartil,” kata Rizki.

Namun Rizki menilai kegiatan yang dilakukan secara daring, akan menimbulkan berbagai potensi kendala dalam pelaksanaannya.

“MTQ secara tatap muka sebenarnya lebih baik, kalau daring ini kemungkinan banyak terjadi keendaa baik itu panitia atau peserta, contohnya kendala pengiriman karya, tapi semoga saja tidak terjadi,” ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Unand, Yodra Muspierdi, yang menjadi peserta MTQ di cabang fahmil. Ia menilai bahwa pelaksanaan MTQ secara daring memiliki sisi positif dan negatif.

“Ada sisi positif dan negatif, MTQ di tengah pandemi ini tentu tidak semeriah yang sebelumnya. Selain itu yang dikirimkan hanya video yang kemudian dinilai oleh dewan juri,“ ujar Yodra saat diwawancarai pada Sabtu (06/02/2021).

Namun Yodra mengungkapkan bahwa pendaftaran MTQ justru dirasa lebih mudah, terlebih pendaftaran dengan jalur mandiri
“Pendaftaran nya menurut saya tentu lebih mudah karena ada pendaftaran mandiri, kalau melapor terlebih dahulu ke fakultas mungkin rumit tapi karena panitia mengadakan pendaftaran mandiri jadi lebih ringkas,” ucap Yodra.

Reporter: Fadilatul Husni dan M. Bimo Setiawan Perdana Wilan
Editor: Efi Fadhillah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here