(Genta Andalas/Fauzan Fajari)

Padang, gentaandalas.com-Ketua Panitia Pemilihan Umum BEM Fakultas Hukum Universitas Andalas 2021 (PPU BEM FHUA), Ferdi Kusuma Fadilah menilai antusias peserta pemilu tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, meski masih diselenggarakan dengan sistem daring. Ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang mengikuti akun Instagram Panitia Pemilihan Umum Fakultas Ilmu Hukum 2021.

“Dari media sosial PPU ini sudah meningkat (pengikutnya). Yang dulunya tidak pernah dilihat orang, sekarang mereka berbondong-bondong mem-follow Instagram PPU,” ungkap Ferdi kepada Genta Andalas, Jumat (02/04/2021).

Dia mengatakan hal itu terjadi karena pemilu yang dilaksanakan hati ini, dilaksanakan secara daring dan banyak informasi disebarkan melalui Instagram terkait rangkaian acara serta tata cara pemilihannya. Panitia pemilu juga gencar menyebarkaan informasi melalui grup WhatsApp angkatan dan grup Line.

Mahasiswa Fakultas Hukum, Hafiz Alhadi mengatakan distribusi informasi oleh PPU sangat baik. “Masing-masing KAM (Kelompok Aspirasi Mahasiswa) menerima informasi. Jika informasi itu untuk publik maka mereka juga turut memublikasinya. Lalu panitia pemilu juga menyebarkan informasi melalui grup-grup yang ada” ujarnya.

Demi memastikan pemilu berjalan dengan baik serta menanggulangi terjadinya kecurangan, pihak panitia menginisiasi dengan menghitung satu suara untuk pemilih yang menggunakan dua e-mail berbeda, untuk memilih satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun jika pemilih tersebut memilih kedua pasangan calon menggunakan dua e-mail berbeda, maka suara dianggap tidak sah.

Ferdi menambahkan penghitungan suara dilakukan secara hybrid yakni menggunakan media daring serta secara luring (luar jaringan). Masing-masing KAM diundang maksimal sebanyak lima orang untuk menyaksikan proses perhitungan suara. Dua orang di antaranya bertemu secara langsung dengan panitia dan tiga orang lainnya melalui Zoom Meeting. “Ada dua orang (dari setiap KAM) secara offline bersama kami untuk melihat, membuka berkas untuk perhitungan suara. Jadi tidak ada istilahnya kami telah membukanya (berkas suara) terlebih dahulu,” tutur Ferdi.

Namun, Hafiz menyayangkan pemilu kali ini masih menggunakan google form. Dengan menggunakan itu, katanya, berpotensi besar ada suara ganda, sehingga harus dilakukan pengecekan ulang untuk memastikan dan menanggulanginya.

“Seharusnya bisa lebih baik dan aman jika menggunakan (media) dari LPTIK punya. Mmedianya berupa website yang bisa didapat dengan bekerjasama dengan LPTIK,” pungkasnya. Dia menambahkan, menggunakan media itu lebih mudah dan sistem pemilihannya jadi lebih jelas.

Reporter: Dian Mardhiyyah dan Afdal Hasan
Editor: Rahmadina Firdaus

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here