(Ilustrator/Humaira Zaini Putri)

Oleh: Humaira Zaini Putri*

Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center mengatakan generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis yang sedang berkembang. Pada 2020, generasi milenial masih mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen, diikuti 20 persen generasi X, dan 13 persen generasi baby boomers pada kelahiran (1944-1964). Melihat hal tersebut banyak perilaku milenial yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, seperti kecanduan internet, pengguna internet Indonesia rata-rata didominasi oleh kelompok milenial yang menggunakan Internet selama lebih dari 7 jam sehari. Rata-rata mereka tidak terlalu peduli politik, mereka cenderung acuh terhadap hal-hal politik dan lebih memilih hal yang menyenangkan jika dilakukan, seperti berolahraga, menonton film atau tertarik dengan hal berbau teknologi.

Minangkabau Nagari yang masih menjunjung tinggi adat istiadat membuat perempuan Minang mengkhawatirkan banyak hal yang akan terjadi pada waktu kedepan. Pada Webinar Bundo Kanduang Mancanegara yang diselenggarakan pada tanggal 26 Juni 2022, seorang aktivis dan ahli ilmu fikih islam, Elly Warti Maliki mengatakan hal yang sangat di khawatirkan oleh perempuan Minang pada era milenial sekarang ialah hilangnya Adat Basandi syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan bisa dilihat tidak lagi mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat di ranah Minang dan juga perempuan tidak mau tau lagi dengan keturunan Minang sehingga akan berakibat kepada Ranji, Sako dan Pusako di era milenial yang kaya akan teknologi yang bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat terutama perempuan di Minang.
Saat ini kita hidup di zaman serba canggih, sehingga sebagian penggiat tradisi ketakutan akan hilangnya tatanan kaidah masyarakat yang sudah sejak lama di terapkan akan memudar begitu saja. Filosofi hidup yang selama ini kita pegang memudar maka akan terjadi hal yang sangat fatal seperti hilangnya budaya alam adat Minangkabau, kita sibuk membangun sebuah peradaban yang maju dan megah, namun lalai dan lupa membangun adab, akhlak, dan moral yang juga sudah di atur dalam ABS-SBK. Mengikuti kemajuan itu sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup kita kedepannya akan tetapi tatanan yang sudah sejak dahulu di bentuk harus tetap di jaga dan dilestarikan.

Adat dan agama tidak akan pernah hilang akan tetapi filosofi hidup yang selama ini masyarakat Minangkabau akan memudar dengan sendirinya jika tidak ada kesadaran diri dari kita sendiri. Tugas perempuan Minang sangatlah berat apabila ABS-SBK hilang dari kehidupan masyarakat Minangkabau maka yang akan bertindak kedepannya ialah perempuan Minang. Perempuan Minangkabau dinilai menempati peran sentral dalam membangun generasi Minang yang berkarakter, tapi tidak hanya perempuan saja yang boleh khawatir tentang hal ini laki laki juga harus peduli terhadap hal ini.
Pemerintah juga harus bekerjasama dengan masyarakat untuk melakukan sebuah tindakan yang akan merusak moral, adab dan akhlak anak-anak di era yang serba canggih ini. Lebih sering memberikan edukasi dan pembelajaran Budaya Minangkabau akan membuat kita akan lebih sadar betapa pentingnya tatanan hidup yang sudah menjadi pondasi selama ini. Hal ini juga hari dibarengi dengan kesadaran dan tanggungjawab dari diri sendiri maka hal itu tidak ada gunanya, sama sama membangun negeri demi keberlangsungan generasi selanjutnya dan tatanan nagari juga tidak akan hilang sehingga akan terjaga sampai saat nanti.

Penulis merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here