Minang Drone untuk mengidentifikasi kerusakan pada daerah rawan bencana. (Genta Andalas/Dok. Pribadi)

Padang, gentaandalas.com- Lima orang mahasiswa Universitas Andalas (Unand) menciptakan drone yang diberi nama Minang Drone untuk memudahkan identifikasi daerah rawan bencana serta untuk menentukan sektor pencarian korban. Sumatra Barat (Sumbar) yang rawan bencana menjadi dorongan bagi Tim Minang Drone untuk menciptakan teknologi tersebut. Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Unand sekaligus Ketua Tim Minang Drone, Husnul Khusnaini mengatakan bahwa Minang Drone memiliki kelebihan yang tidak dimiliki drone biasa dalam segi waktu terbang maupun kemampuan khusus untuk identifikasi daerah rawan bencana.

Minang Drone memiliki kemampuan untuk menghasilkan citra berupa warna yang memperlihatkan topografi suatu dataran. Drone ini juga lebih cepat dan stabil dengan durasi terbang selama 40 menit, lebih lama dari waktu terbang drone biasa,” jelas Husnul saat diwawancarai Genta Andalas pada Senin (12/09/2022).

Lebih lanjut, Husnul memaparkan bahwa Minang Drone dilengkapi dengan panel surya pada ujung sayap pesawat guna meningkatkan durasi lama terbang drone. Minang Drone pun tetap memerhatikan aspek budaya Minangkabau dalam rancangannya dengan sayap drone yang terinspirasi dari bentuk atap rumah Bagonjong.

Tim Minang Drone menjadi perwakilan dari Unand pada kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dan berhasil mendapat pendanaan riset dari Direktoral Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Kemendikbud Ristek) 2022. PKM merupakan salah satu wadah yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewadahi ide- ide kreatif dan inovatif dari mahasiswa Indonesia.

Tim yang diketuai oleh Husnul Khusnaini tersebut beranggotakan Ian Kevin, Muhammad Aldi Pratama, Yasril Dendi, dan Naya Raisya Octaafrizal yang berasal dari Departemen Teknik Mesin Unand. Salah satu anggota tim, Muhammad Aldi Pratama mengatakan bahwa kemampuan drone untuk menentukan sektor pencarian korban merupakan kelebihan lainnya dari Minang Drone.

“Gambar mapping dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengkaji kerusakan bangunan akibat bencana alam serta untuk menentukan sektor pencarian korban. Praktik penggunaan Minang Drone ini pun juga sudah dilakukan oleh tim di Padang Laweh, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatra Barat,” ungkap Aldi.

Husnul mengatakan bahwa saat ini Tim Minang Drone sudah menyiapkan dokumen-dokumen terkait usaha mematenkan Minang Drone untuk keberlanjutan dari inovasi ini.

Reporter: Bilqis Zehira Ramadhanti Ishak

Editor: Asa Alvino Wendra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here