(Poster film Onde Mande!/Visinema Pictures)

Oleh: Fadhilatul Husni*

Keindahan alam Sumatra Barat yang memanjakan mata menjadi salah satu daya tarik pada film Onde Mande!. Film yang berlatar tempat di Desa Sigiran, Danau Maninjau, Sumatra Barat ini juga sempat menjadi perhatian bagi khalayak karena mengusung budaya Minangkabau dengan percakapan antar pemain yang kental dengan bahasa minang yang cakap. Film ini disutradarai langsung Paul Agusta melalui produksi visinema pictures.

Onde Mande! mengisahkan Angku Wan, seorang pensiunan guru yang hidup di sebuah desa nelayan di tepi Danau Maninjau, Sumatera Barat. Angku wan dikenal sebagai sosok yang visioner dan menginginkan kemajuan bagi desanya. Sosoknya yang dihormati warga setempat karena memiliki ide-ide yang cemerlang untuk kemajuan desanya.

Meski begitu, Angku Wan juga kesulitan untuk bercengkrama dan berbaur dengan para warga desa karena sifatnya yang keras kepala. Suatu hari, beliau memenangkan hadiah undian dari sebuah perusahaan sabun. Hadiah yang bernilai Rp2 Miliar rupiah tersebut akan digunakan untuk tujuan yang mulia,  yaitu membangun desa demi kesejahteraan bersama. Akan tetapi, belum sempat mengklaim hadiah besarnya, Angku Wan meninggal dunia.

Setelah proses pemakaman Angku Wan, timbul ide dari salah satu warga, Ni Ta untuk mengklaim hadiah Rp2 Miliar tersebut agar mereka bisa melanjutkan cita-cita mulia dari Angku Wan, mereka mengajak beberapa penduduk desa, karena tidak dapat bergerak sendiri. Sejumlah perangkat desa pun berkumpul dan menyiapkan strategi besar untuk mengamankan hadiah tersebut. Namun, situasi menjadi semakin pelik ketika pihak perusahaan sabun tersebut mengutus pegawainya untuk memvalidasi identitas Angku Wan sebagai penerima hadiah.

Film yang berdurasi 1 jam 37 menit ini memiliki alur yang menarik dan  unik mampu membuat penonton menikmati setiap adegannya. Sosok Angku Wan dan para warga Sigiran mampu menggambarkan warga minangkabau yang sikapnya cinta dengan kampung halaman, siap berkorban untuk kampung halaman, serta kebiasaan gotong royong yang menjadi nilai sosial di masyarakat Minangkabau. 

Walaupun film ini menggunakan bahasa Minangkabau yang kental, tetapi film ini dilengkapi oleh subtitle sehingga film ini dapat dinikmati oleh seluruh penduduk indonesia. Pemilihan aktor dan aktris yang memiliki darah minang membuat pelafalan para aktor dan aktris dalam percakapan bahasa minangkabau pun terlihat lepas dan tidak kaku, membuat film ini benar-benar kental dengan nuansa dan budaya minang. 

Meskipun demikian, masih ditemukan beberapa akting yang terlihat masih kaku pada beberapa aktor. Selain itu, terdapat pada bagian akhir pada cerita dalam film yang terkesan menggantung membuat film ini terlihat lemah eksekusi. Hal ini karena bagian akhir film belum terdapat kejelasan mengenai berhasilnya hadiah tersebut didapatkan.

Secara keseluruhan, Onde Mande! bisa menjadi pilihan bagi para penonton yang ingin menyaksikan film bernuansa Minangkabau. Film ini pun dibumbui dengan lelucon lokal yang khas oleh masyarakat Minangkabau yang membuat penonton pun tidak merasa bosan saat menontonnya,

Selamat menonton!

*)Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Andalas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here