Pengunjung sedang memunguti sampah di Pantai Cinta, Pasir Jambak, Senin (22/1/2024) (Genta Andalas/Zulkifli Ramadhani)

Oleh: Aprila Aurahmi*

Kota Padang merupakan kota dengan posisi di bagian pantai barat Sumatra Barat yang memiliki garis pantai sepanjang 68.126 km di daratan Sumatra. Tentunya, Kota Padang memiliki pemandangan wisata pantai yang memanjakan mata, pasir halus dan ombak yang memukau para wisatawan. Dengan potensi yang ada, pemerintah serta masyarakat bersama dalam usaha mengembangkan potensi wisata pantai. Dari sekian banyaknya pantai yang ada di Kota Padang, Pantai Cinta yang berada di kawasan Pantai Pasir Jambak,Koto Tangah merupakan pantai yang sangat berpotensi tetapi sayang keadaan pantai penuh dengan sampah.

Untuk mencapai Pantai Cinta membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari Universitas Andalas dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sepanjang perjalanan menuju kawasan pantai pengunjung akan disuguhi dengan banyaknya pondok serta pohon pinus yang bisa dijadikan tempat berteduh. Sebelum memasuki kawasan Pantai Cinta, pada bagian kanan jalan pengunjung akan disuguhi oleh bangunan peninggalan tempat pembagian sapi pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Ketika tiba di Pantai Cinta, kita akan disambut oleh luasnya laut yang menyapu bibir pantai dengan deburan ombak yang cukup keras. Namun, sayangnya, pesona alam ini semakin tenggelam oleh sampah yang mendominasi pantai tersebut. Sampah-sampah non-organik, terutama plastik, berserakan sepanjang garis pantai, menciptakan bayangan pada keindahan pantai.

Indahnya pemandangan pantai seakan tertutupi dengan banyaknya sampah di sepanjang garis pantai. Sampah-sampah tersebut merupakan sampah rumah tangga masyarakat, baik yang terbawa dari arah Muara Anai ataupun sampah bawaan pengunjung. Salah satu pedagang, Supik mengutarakan kesedihannya akan banyaknya sampah. Serta melakukan usaha kecilnya untuk memasang plang peringatan, agar membuang sampah pada tempatnya disekitar dagangannya.

“Pembersihan kawasan pantai yang bisa saya lakukan setidaknya pada area dagang saya ini. Untuk itu saya menyediakan plang peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya serta menyedikan beberapa tempat sampah” ungkap Supik pada Senin (22/1/2024).

Sampah warga, kirimin dari Muara Anai menyapu pantai setidaknya dalam kurun waktu tiga kali sebulan. Tidak ada tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang dalam menanggulanginya. Hanya kesadaran warga setempat serta pengunjung yang diharapkan bisa mengurangi sampah yang ada. Sangat disayangkan keindahan pantai seakan dilahap begitu saja.

Diperlukannya bantuan pihak pemerintah untuk pengelolaan sampah di pantai ini. Dengan adanya bantuan pengelolaan sampah, dan adanya kesadaran dari pengunjung untuk membuang sampahnya di tempat yang disediakan diharapkan keindahan pantai cinta ini bisa menyempurnakan kecintaan pengunjung akan pemandangannya tanpa dirusak oleh sampah yang ada.

Diluar aspek kebersihan, untuk aspek keamanan, Pantai Cinta tidak perlu dirisaukan pengunjung. Tidak ada biaya masuk ke pantai tetapi pengunjung hanya membayar biaya untuk parkir. Menurut penuturan Samsul Bahri, seorang pemuka adat menyampaikan bahwa premanisme dan pungli telah dihapuskan. “Awal dibukanya pantai ini pada tahun 2012 sangat banyak pemungutan liar yang dilakukan di gerbang masuk. Tetapi, hal tersebut bisa dimusnahkan oleh turunnya aparat negara” tutur Samsul pada Senin (22/1/2024).

Salah seorang pengunjung Pantai Cinta, Ziani mengungkapkan rasa kecewa karena meskipun pantainya indah, tetapi kenyamanannya terganggu oleh sampah. Harapannya terletak pada tindakan lebih lanjut dari pemerintah dan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini.

Kesadaran dan kepedulian sampah ditempat wisata memang perlu diperhatikan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Menurut penuturan Supik, dampak dari banyaknya sampah sudah mulai dirasakan oleh warga dan pedagang setempat dengan berkurangnya pengunjung dari awal pandemi Covid-19 sampai sekarang.

Masalah sampah sudah seharusnya mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Sehingga, wisata Pantai Cinta dapat dinikmati dengan maksimal oleh pengunjung.

*Penulis merupakan mahasiswa Departmen Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

 

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here