(Dokumen Pribadi)

Oleh : Gustia Rosida dan Latifah Maratus Sholihah

Sampah telah menjadi masalah kronis di banyak masyarakat, terutama dengan meningkatnya volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Tumpukan sampah yang menggunung berpotensi mencemari lingkungan, mulai dari merusak kesuburan tanah, polusi udara, hingga mencemari sumber air bagi masyarakat dan warga sekitar.

Di antara tumpukan sampah tersebut, sampah plastik menjadi penyumbang utama pencemaran lingkungan dan penyebab menumpuknya sampah di TPA. Hal ini dikarenakan sampah plastik tidak mudah terurai dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai secara alami. Terlebih lagi, pengelolaan sampah plastik yang ada belum dikelola dengan baik.

Tumpukan sampah di TPA tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menjadi tantangan ekonomi yang nyata. Namun, di tengah tantangan tersebut, sebuah inovasi menarik muncul dari sebuah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Padang, bernama Trash2Move. Mereka berhasil mengubah paradigma sampah menjadi sebuah peluang ekonomi kreatif.

Awal mula terbentuknya komunitas Trash2Move berawal dari ide seorang alumni Universitas Andalas, Maghfira Maulani, bersama dengan dua orang temannya, Aditya Mulyadi Dwi Putra dan Rovans Ferliandana. Pada November 2022, mereka memulai dengan membersihkan sampah bersama teman-temannya sebagai bentuk awal komitmen mereka terhadap lingkungan. Namun, setelah melihat tumpukan sampah yang terus bertambah di TPA, mereka menyadari bahwa pendekatan yang dilakukan harus lebih dari sekedar membersihkan sampah.

Salah satu aspek penting dari usaha mereka adalah mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah. Dengan memanfaatkan sampah dari TPA, mereka tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. “Kami kepikiran untuk memanfaatkan sampah itu menjadi sesuatu yang bisa didaur ulang, ataupun dijadikan sesuatu yang bermanfaat atau memiliki nilai guna. Jadi kami lakukan riset, di sosial media, tanya-tanya ke beberapa sumber seperti bank sampah juga. sampailah kami ketemu cara memanfaatkan sampah plastik seperti yang sudah kami lakukan saat sekarang ini,” ucap Rovans saat diwawancara Genta Andalas, Rabu (5/6/2024).

Proses pengolahan sampah menjadi produk jadi melalui serangkaian tahapan, mulai dari pemilahan berdasarkan warna, pencucian, pencacahan, hingga pengolahan dengan menggunakan mesin dan oven milik mereka sendiri. Setelah melalui tahap pengolahan melalui oven, kemudian dipres dan dicetak atau dipotong sesuai dengan bentuk yang akan dibuat. Meski masih menggunakan dana pribadi, mereka optimis dengan pengembangan usaha yang terus dilakukan, mereka akan mendapatkan lebih banyak dukungan dana dari berbagai pihak.

Mereka pun mencoba mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam aksi ini, dan hasilnya, ada beberapa siswa-siswi SMA yang ikut serta.

Selama membangun usaha mereka perjalanan Trash2Move tidaklah mudah. Mereka menghadapi berbagai tantangan, terutama dari masyarakat yang belum sepenuhnya memahami konsep daur ulang sampah. Meski demikian, mereka terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Mereka juga mengalami keterbatasan dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM), dana, dan pemasaran yang membuat mereka kesulitan. Meskipun mengajak masyarakat memang tidak mudah, namun mereka tetap berusaha agar masyarakat bisa lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan. Banyak masyarakat yang bertanya tentang reward yang akan mereka dapatkan dari berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih ini, dan sebagian besar dari mereka masih belum memahami pentingnya aksi ini. “Bermain di masyarakat itu sangat sulit karena, ada yang mengerti, ada yang tidak. Terkadang masyarakat perlu diedukasi terlebih dahulu, dan itulah yang menjadi tantangan bagi kami.” Ucap Maghfira saat diwawancara Genta Andalas, Selasa (14/5/2024).

Setelah melalui serangkaian trial and error, Trash2Move akhirnya menemukan cara untuk mengubah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis, seperti perabotan rumah tangga dan dekorasi rumah. Melalui usaha kreatif ini, Trash2Move mulai masuk ke media dan berhasil menjadi UMKM yang berkembang pesat dalam lima bulan terakhir. “Akhir tahun 2023 kemarin, komunitas Trash2Move ini mulai merangkak masuk ke media sebagai UMKM, jadi tidak berbentuk komunitas lagi” Ucap Maghfira.

Karya mereka telah menyebar ke berbagai pasar, bahkan hingga ke Kalimantan dengan produk seperti tatakan gelas. Mereka telah menjalin kemitraan dengan pasar seperti Transmart dan PrabuMi. Mereka juga bekerja sama dengan kafe dan perusahaan lain, bahkan mengambil limbah kosmetik untuk dijadikan bahan baku. Produk mereka, seperti gantungan kunci, memiliki kisaran harga dari Rp 5.000 hingga Rp 8.000, yang membuatnya terjangkau namun tetap memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Melalui dedikasi mereka dalam mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai, Trash2Move tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga menjadi contoh yang menginspirasi bagi masyarakat dalam mengatasi masalah lingkungan. Dengan terus memperluas jangkauan mereka dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang sampah, mereka membawa harapan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Harapan kedepannya, mereka ingin mengembangkan alat dan mesin produksi. Mereka sudah bekerja sama dengan beberapa mitra untuk mengembangkan mesin ini agar nantinya bukan hanya mereka yang bisa memproduksi, tetapi juga orang lain dan bank sampah di kota Padang. Mereka ingin menciptakan ekosistem dan pemikiran baru terkait pengelolaan sampah, agar sampah bisa menjadi kebutuhan pokok terutama bagi orang-orang menengah ke bawah.

*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here