Oleh : Amelya Asti Pratiwi dan Reza Aulia*
Kue mangkuak sayak merupakan salah satu panganan khas Minangkabau yang dulunya sering disajikan pada acara-acara adat. Sesuai dengan namanya, kue mangkuak sayak ini disajikan dengan menggunakan sayak atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tempurung atau batok kelapa. Batok kelapa yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu bagian luar dan dalamnya, inilah yang dijadikan tempat untuk menyajikan kue tersebut.
Kue mangkuak sayak dapat ditemui di setiap daerah di Minang, dengan ciri khasnya masing-masing. Namun, mungkin tak semudah menemukan panganan sejenis, seperti kue Bika, Nago Sari, Onde-Onde dan lain-lain. Mungkin saja anak-anak millenial saat ini tak mengetahui panganan ini. Karena memang seperti yang kita lihat sekarang, sudah banyak jajanan kekinian yang hadir sehingga panganan tradisional sudah mulai terlupakan.
Berbeda dengan anak muda lainnya, Risa memilih usaha kue tradisional, seperti kue mangkuak sayak, kue talam ubi, dan jajanan lainnya. Menurutnya dengan menjual panganan ini dapat menjadi ajang memperkenalkan makanan tradisional ke kalangan anak muda sekarang,
“Kue mangkuak membawa kita nostalgia kembali ke makanan zaman kita masih kecil. Bahan yang mudah dicari serta cita rasa yang khas dan lezat dominan bisa diterima oleh semua kalangan,” tuturnya.
Selain disajikan di dalam sayak, Risa juga menjelaskan bahwa kue ini juga ia sajikan di atas piring kecil dan juga di dalam cup. Karena ia sendiri juga ingin mengikuti perkembangan zaman saat dimana orang-orang menyukai hal-hal yang praktis dan lebih sederhana. Sehingga ia pun turut memberikan inovasi pada penyajian kue mangkuak tanpa menghilangkan nilai estetikanya.
Kue mangkuak ini terdiri atas dua lapis bagian yang memiliki cita rasa yang manis dan gurih. Rasa manis ini berasal dari gula aren cair yang digunakan di dalam adonan. Selain itu, juga terdapat adonan tape yang juga dimasukkan ke dalamnya. Setelah bagian pertama ini dikukus maka juga terdapat bagian berwarna putih di atasnya yang merupakan campuran antara tepung beras dan santan. Oleh karena itulah, kue ini juga terasa gurih karena adanya campuran santan.
Kue ini sangat lezat dimakan selagi hangat. Apalagi jika baru saja dikeluarkan dari kukusan, maka akan tercium aromanya yang wangi dan ketika dimakan pun akan terasa sangat lembut di mulut.