Pasang Iklan Disini

Bukit Nobita, Pancarkan Pesona Unik Kota Padang


Oleh : Nurul Anisa Azwir*

Potret pemandangan Bukit Nobita di malam hari, Minggu (28/2/2021). (Genta Andalas/Nurul Anisa Azwir)

Tidak dapat dipungkiri, kota yang memiliki jargon “Kota Padang Kota Tercinta” ini mempunyai keindahan lekukan bentuk permukaan bumi di sepanjang bibir pantainya. Kebudayaan masyarakat setempat yang terkenal dengan masakan khasnya rendang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mendatangi ibukota Provinsi Sumatra Barat ini.

Berbicara tentang wisatawan, destinasi tempat wisata adalah hal yang pertama kali akan terlintas di pikiran. Seperti pergi ke Pantai Air Manis, Jembatan Siti Nurbaya, Museum Adityawarman dan masih banyak lagi. Namun, jika Anda ingin merasakan sensasi berlibur yang berbeda dari biasanya, Bukit Nobita harus masuk ke dalam daftar perjalanan liburan anda.

Bukit Nobita, begitulah kebanyakan orang menyebut destinasi wisata kota Padang yang masih tergolong baru ini. Selain Bukit Nobita, tempat tersebut juga dinamai dengan Bukit Batu Jarang, Bukit Tigo Tungku, Bukit Batu Kasek, atau pun Bukit Kampung Jua. Konon, warga sekitar memberikan nama Bukit Nobita karena terinspirasi dari film kartun Jepang, Doraemon. Tokoh utama kartun tersebut, Nobita, sering menghampiri bukit di belakang sekolahnya yang memperlihatkan pemandangan kota tempat tinggalnya. Hal ini sesuai dengan gambaran dari destinasi wisata Bukit Nobita.

Bukit Nobita berada di Kelurahan Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Anda akan menempuh perjalanan sekitar 25 menit dari pusat kota untuk mencapai tempat destinasi ini. Tak perlu khawatir merasa bosan di sepanjang jalan menuju lokasi, karena mata Anda akan dimanjakan dengan suasana perkampungan, persawahan, dan aliran sungai.

Sesampainya di gerbang masuk wisata Bukit Nobita, Anda perlu mengeluarkan uang parkir kendaraan sebesar Rp3.000 untuk kendaraan beroda dua dan Rp5.000 untuk kendaraan beroda empat. Jumlah yang relatif murah karena anda tidak perlu lagi membayar karcis masuk tempat wisata. Sesuai nama tempat ini, medan yang harus dilalui wisatawan bukanlah medan mendatar lagi mulus. Melainkan medan berupa pendakian. Disarankan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi wisata ini untuk melakukan pemanasan ringan terlebih dahulu sebelum mendaki agar tidak terjadi keram otot nantinya.

Di pertengahan pendakian, anda telah dapat melihat pemandangan hamparan Kota Padang dengan jelas. Beberapa bangku kayu yang menghadap pemandangan kota juga tersedia jika anda ingin melepas penat sejenak agar bisa mendaki ke puncak atau pun cukup berhenti di pertengahan. Tidak sedikit juga yang memilih stuck di titik tersebut karena tanjakan pada medan yang telah dilalui sebelumnya cukup menguras tenaga. Namun, akan sangat disayangkan bila Anda belum mencapai puncak Bukit Nobita.

Pada puncak bukit, Anda akan menemukan bangunan berbentuk kapal yang unik. Untuk dapat memasuki tempat tersebut, anda perlu merogoh dompet sebesar Rp5000/orang. Harga yang murah dengan fasilitas yang disajikan, seperti tiga buah kolam renang, tempat makan, mushola, dan WC. Tidak lupa spot swafoto di ujung dek kapal agar hasil foto anda ala film Titanic dengan latar belakang pemandangan Kota Padang yang terbentang dari gunung ujung kiri ke ujung kanan.

Apabila Anda ingin menyaksikan detik-detik sunset, tempat duduk di samping mushola adalah pilihan yang tepat. Anda akan melihat prosesnya tanpa hambatan jika cuaca mendukung. Setelah matahari terbenam, pemandangan yang disajikan akan lebih memanjakan mata pengunjung. Kelap kelip lampu perkotaan seakan mampu menyihir para pengunjung untuk terus menatapnya tanpa mampu berpaling ke arah lain.

Namun, ada beberapa yang perlu diperhatikan wisatawan yang ingin berkunjung ke Bukit Nobita. Medan yang ditempuh untuk mencapai puncak bukit akan menjadi licin jika hujan turun. Ditambah penerangan jalan yang belum mumpuni, membuat wisatawan harus menggunakan flash handphone masing-masing jika malam menjelang. Semakin malam tentunya pencahayaan semakin kurang dan suasana menjadi gelap.

“Baik siang atau pun malam punya vibes-nya masing-masing sih,” ujar salah satu pengunjung Fadhillah, Minggu (28/2/2021).

Dila melanjutkan, jika mendatangi Bukit Nobita di siang hari maka akan disuguhkan pemandangan kota seperti yang biasa dilihat pecinta alam ketika mendaki. Namun, jika berkunjung di malam hari maka pemandangan yang menonjol adalah suasana romance-nya.

“Medannya dilalui sulit. Tapi setelah sampai di puncak, rasanya capek mendaki tadi langsung hilang karena pemandangannya bagus banget,” tambah Dila.

Namun Dila menyayangkan fasilitas WC umum di destinasi wisata Bukit Nobita. Dila berharap agar fasilitas dan akses ke Bukit Nobita bisa dikembangkan lebih baik lagi.

*Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum 2018 Fakultas Hukum Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *