Hilangkan Jenuh dengan Keindahan Kota Padang

Oleh : Geliz Luh Titisari*

Sekelompok anak-anak sedang bermain di pinggir Pantai Air Manis, Padang, Selasa (2/3/2021). (Genta Andalas/Geliz Luh Titisari)

Perkuliahan daring yang padat dan tak berujung membuat saya sedikit jenuh. Satu minggu yang dipenuhi dengan deadline dan terkurung di dalam kamar membuat saya sedikit merindukan dunia luar. Langit Februari cukup cerah hari ini, hanya saja virus Corona yang datang sejak tahun lalu masih enggan pergi. Saat ini kehidupan mulai berangsur normal dengan beradaptasi dengan kebiasaan baru, segala aktivitas masih harus menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari penularan dan menularkan virus Covid-19.

Setelah sedikit menimbang, saya putuskan untuk beranjak dari kasur untuk sedikit menghibur diri mengunjungi beberapa lokasi wisata di wilayah Padang bagian Selatan. Tak lupa membawa masker dan hand sanitizer, dengan berbekal Google Maps saya menjelajahi pinggiran Kota Padang bersama beberapa teman saya.
Tujuan pertama kami hari ini yaitu Pantai Air Manis yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari pusat Kota Padang. Pantai Air Manis adalah salah satu objek wisata andalan masyarakat Padang, tempat ini juga dikenal dengan sebutan “kampung halaman Malin Kundang”. Di sinilah letak batu malin kundang yang dalam kisahnya dikutuk oleh sang ibu akibat durhaka.

Tidak hanya itu saja daya tarik dari Pantai Air Manis ini. Sebagai mahasiswa yang jenuh akan tugas kuliah, Pantai Air Manis mampu menyegarkan kembali pikiran saya lewat deburan ombak yang menenangkan, dikolaborasikan dengan langit biru di pagi hari. Dari sini kita juga bisa melihat pemandangan beberapa pulau kecil tak berpenghuni, yang dimana saat air laut surut, orang memiliki akses untuk menyeberang ke pulau kecil terdekat. Menurut teman saya, pemandangan di sana juga tak kalah bagusnya, sayang sekali saat kami datang air laut sedang pasang.

Tak cukup dengan panorama pantai yang begitu-begitu saja, Pantai Air Manis juga memiliki fasilitas buatan yang akan mendukung keindahan tempat wisata ini, seperti tiang-tiang yang berdiri disepanjang taman buatan. Di sini juga tersedia jasa penyewaan ATV dengan harga sewa yang beragam, mulai dari Rp30.000 – Rp50.000 tergantung pandai tidaknya kemampuan dalam tawar-menawar.

Pantai Air Manis juga dihiasi jejeran penjual makanan minuman serta pondokan yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai sembari menikmati hidangan dan hamparan laut lepas. Sayangnya, keindahan pantai ini tidak terjaga akibat oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga pemandangan indah pantai terganggu oleh serakan sampah di sepanjang pantai.
Salah seorang wisatawa asal Kabupaten Sijunjung, Romi mengaku sedikit terganggu oleh sampah yang berserakan. “Semoga wisatawan bisa lebih bertanggung jawab terhadap sampahnya, dan pihak objek wisata menambah pasukan oren untuk memperhatikan kebersihan pantai,” ujar Romi, Minggu (21/2/2021).

Puas menikmati panorama Pantai Air Manis, kami beranjak ke kawasan Kota Tua Padang yang merupakan sentra kehidupan Padang zaman dulu. Ketika memasuki wilayah ini kita akan disambut oleh gedung-gedung bergaya kolonial Belanda. Beberapa dari bangunan ini ada yang masih berdiri kokoh dan dihuni, namun tak sedikit juga yang sudah kosong namun tak terbengkalai. Meskipun tidak lagi digunakan, bangunan tua tersebut justru disulap menjadi spot foto instagramable berkat desain arsitekturnya yang memukau dan terawat. Dinding-dinding yang kosong disulap menjadi jejeran grafiti yang indah. Graffiti ini seperti hadir di tengah kota tua untuk mewarnai suasana kota tua. Hal ini tak ayal menjadi daya tarik bagi para pecinta fotografi.

Perjalanan kami berlanjut ke spot wisata berikutnya, Jembatan Siti Nurbaya. Saat menuju jembatan yang berada di bawah kaki gunung Padang ini hari sudah mulai gelap, namun hal itu tidak menyurutkan semangat kami. Pemandangan malam hari di Jembatan Siti Nurbaya menjadi keindahan tersendiri, di mana kami ditemani kerlap-kerlip lampu kota dan lampu taman. Pemandangan ini membantu meramaikan Kota Padang, sehingga terlihat lebih meriah.

Sayang sekali di tengah Pandemi Covid-19 ini keramaian kota tidak begitu diharapkan, normalnya saya akan mampir sebentar untuk membeli makanan kaki lima yang berjejer di sepanjang sisi jembatan, namun saya memutuskan untuk tidak berlama-lama berada di sana, dan hanya mengambil beberapa bidikan foto.

Kendati demikian, sungguh pemandangan Jembatan Siti Nurbaya adalah penutup yang sempurna untuk perjalanan saya hari ini. Esok hari saat saya sudah kembali dengan aktivitas perkuliahan, perjalanan hari ini akan mengingatkan saya bahwa hari hari saya di belakang telah dilalui dengan suka cita tanpa penyesalan.

*Penulis merupakan Mahasiswa Kimia 2018 Fakultas MIPA Universitas Andalas

Tinggalkan Balasan