Padang,gentaandalas– Kesehatan mental mulai mendapat banyak perhatian saat ini. Berdasarkan data kemenkes RI pada 2019, setidaknya ada 800.000 orang bunuh diri akibat depresi berat. Sebanyak 19 juta penduduk usia 15 tahun keatas sudah mengalami gangguan mental emosional. Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Randy Refnandes mengungkapkan mahasiswa kerap mengalami depresi karena diremehkan dan bisa kehilangan minat dan kebahagiaanya, jelasnya di webinar Deteksi Dini Depresi dalam acara Avisena Take Care (Avatar) 2022, via zoom meeting, Sabtu (16/4/2022).
“Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna sering dialami mahasiswa. Akibat diremehkan oleh orang lain, mahasiswa enggan untuk berkreativitas lebih karena merasa apa yang ia lakukan tidak berguna. Padahal, mahasiswa itu konteksnya belajar, selama belajar wajar salah, ketika transfer ilmu dari pengajar ke mahasiswa wajar salah karena tidak ada yang langsung benar dalam belajar,” jelas Randy.
Lebih lanjut, Randy menjelaskan bahwa yang paling parah terjadi akibat gangguan kesehatan mental adalah kehilangan minat dan kebahagian pada diri seseorang. Menghindari efek tersebut, ada baiknya sebagai mahasiswa yang memiliki banyak struggle baik tentang kuliah, ekonomi, dan lainnya, kita bisa meneceritakannya saja kepada orang yang kita percayai, jika teman terlalu sulit untuk dipercaya maka masih ada orang tua kita. Obat paling ampuh menurut Randy jika memiliki masalah, hadapi, jalani, nikmati dan syukuri agar kita tidak stress karena diam di tempat akibat masalah tersebut.
“Beberapa hal yang menjadi penyebab stress bahkan depresi bagi mahasiswa biasanya, tugas kuliah, lingkungan peretemanan, dan keuangan,” ujar Estuari Perjuangan, salah satu peserta webinar membenarkan tentang penyebab stress yang dialaminya.
Sebagai ketua pelaksana kegiatan Avatar 2022 ini, Marsi Sekar Ninggrum berharap penyampaian materi ini bisa membantu mahasiswa dalam menjaga kesehatan mentalnya.
“Semoga rekan-rekan yang bergabung bisa menerapkan ilmunya bahkan menyampaikan kepada orang lain bagaimana kita bisa mencegah depresi dengan melakukan deteksi dini depresi agar kesehatan mental kita tetap stabil,” tutup Marsi.
Reporter : Sandra Ardiyana dan Aisyah Luthfi.
Editor: Elvi Rahmawani