Rumah adat masyarakat Minangkabau memiliki desain bangunan yang cukup unik, terutama pada bagian atapnya yang memiliki lengkungan dan meruncing ke atas langit. Selain memiliki desain bangunan yang unik, rumah adat masyarakat Minangkabau atau yang sering disebut sebagai rumah gadang ini menyimpan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya. Desain atap bagonjong pada rumah gadang pada saat ini telah menjadi identitas sosial masyarakat Minangkabau. Bila melihat atap bagonjong, konotasinya akan langsung berkaitan dengan kebudayaan Minang atau orang bersuku Minang.
Pada dewasa ini, atap bagonjong pada rumah gadang Minangkabau tidak hanya terdapat pada bangunan rumah adat tersebut. Melainkan, dapat dijumpai pada bangunan instansi seperti kantor gubernur, masjid seperti pada masjid raya, ataupun pada restoran dan rumah makan terutama rumah makan yang berada di luar Sumatra Barat. Hal ini disebabkan atap bagonjong telah beralih fungsi sebagai identitas sosial dan sebagai identitas Minangkabau.
Dosen Antropologi, Erwin Resna mengungkapkan bahwa terdapat banyak struktur penopang dalam rumah gadang telah melemah dan menyebabkan fungsi rumah gadang dalam arti yang sesungguhnya tidak lagi terlihat dalam kehidupan sekarang ini. Dahulu, rumah gadang difungsikan sebagai rumah tempat keluarga besar berkegiatan sehari-hari. Selain itu, rumah gadang juga dijadikan tempat perhelatan acara adat, seperti perkawinan ataupun batagak gala.
“Salah satu penyebabnya adalah harta pusaka sebagai salah satu penopang rumah gadang telah melemah, menyebabkan rumah gadang pada saat ini beralih fungsi sebagai identitas sosial masyarakat Minangkabau. Jadi, karena secara fungsinya sudah tidak bisa lagi dijalankan di era sekarang ini, maka pemerintah mengambil inisiatif menjadikan atap bagonjong menjadi struktur bangunan milik umum pada masyarakat di Sumbar,” ujar Erwin saat diwawancarai Genta Andalas, Selasa (20/12/2022).
Selain sebagai identitas sosial masyarakat Minangkabau, sesungguhnya atap bagonjong memiliki beragam makna. Hal tersebut disampaikan oleh Erwin dalam wawancaranya bersama Genta Andalas. Erwin menyampaikan makna atap bagonjong dapat terlihat dari bentuk desainnya yang unik dengan beragam penilaian yang dimiliki. Berikut penjelasannya kekayaan makna yang terdapat dari desain unik atap bagonjong.
Memiliki Makna Kemakmuran
Atap bagonjong dengan lekukan pada desainnya memiliki perumpamaan bentuk pada tanduk hewan ternak kerbau. Bagi masyarakat Minangkabau, kerbau adalah hewan yang sangat disenangi, sebab dapat membantu perekonomian masyarakat. Pada zaman dahulu mayoritas masyarakat bertani dan berladang untuk mencari penghasilan. Dalam bertani, masyarakat menggunakan kerbau untuk membajak sawahnya. Oleh sebab itu, desain lekukan pada atap bagonjong yang merupakan representasi tanduk kerbau memiliki makna yang mendalam sebagai bentuk kemakmuran masyarakat Minangkabau.
Menunjukkan Masyarakat Minang yang Diplomatis
Dalam wawancaranya, Erwin menjelaskan lekukan pada atap bagonjong memiliki makna bahwa masyarakat Minangkabau itu adalah orang yang diplomatis. Masyarakat Minangkabau dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan tidak disampaikan secara langsung ke sasarannya, melainkan, mencoba melengkung layaknya desain atap bagonjong. Orang Minangkabau juga terkenal sebagai orang yang pintar dalam berunding dan pandai menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Hal ini sesuai dengan representasi bentuk komunikasi masyarakat Minangkabau.
Memiliki Makna Transedental yang Tinggi
Desain atap bagonjong yang memilik lengkungan berhubungan dengan hal-hal yang berbau kerohanian dan mempunyai makna ketuhanan, seperti sebagai tempat terakhir di bumi untuk dapat berkomunikasi dengan sang pencipta. Dalam konsep keyakinan, Tuhan YME berada jauh di atas langit. Oleh sebab itu, sebagian ahli agama memaknai atap bagonjong sebagai manifestasi dari manusia yang ada di bumi dalam berkomunikasi dengan sang pencipta.
Reporter: Haura Hamidah
Editor: Asa Alvino Wendra