Pasang Iklan Disini

Menjual Buku Bekas Ibarat “Rasaki Harimau”


Penjual toko buku bekas, Vivi sedang merapikan buku-buku bekas tokonya di gedung oranye lantai dua Pasar Raya Padang, Minggu (2/4/2023) (Aisyah Luthfi/Genta Andalas)

Padang, gentaandalas.com- Menjual buku bekas sekarang ibarat rasaki harimau di tengah gempuran buku digital dan jajaran buku bajakan yang ramai beredar. Bagaimana tidak, penjual buku bekas tidak dapat menerka kapan ada pembeli, berapa banyak yang dibeli dan jenis buku yang dibeli. Rasaki harimau adalah istilah dalam Minangkabau yang bermakna rezeki tidak pasti tetapi sesekali besar.

Kegiatan menjual buku bekas pada saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang buku bekas. Tomi Ramadhan dan Vivi adalah pasangan suami istri dan salah satu pedagang yang menjual buku bekas setiap harinya di Pasar Raya Padang. Toko buku bekas yang dikelola oleh Tomi dan Vivi mulai buka pada pukul 10.00 WIB pagi setiap harinya dengan merapikan buku-buku yang ada di tokonya.

“Menjual buku bekas itu sebenanarnya seperti rasaki harimau, sebab pernah dalam satu hari hanya mendapat hasil jualan Rp15.000, pernah juga mendapat Rp3.800.00,” ujar Tomi saat diwawancarai bersama Genta Andalas, Senin (6/3/2023).

Tomi dan Vivi memulai usaha dagang buku bekas sejak tahun 2014. Pada saat itu, lokasi menjual buku bekas acap berpindah-pindah tempat hingga akhirnya dipindahkan ke gedung oranye lantai dua Pasar Raya Padang. Disebabkan lokasi toko buku yang berdekatan dengan penjual burung, toko-toko di lantai dua gedung oranye itu juga dikenal sebagai pasar burung. Tomi sendiri menjual buku bekas mengikuti jejak dagang ayahnya yang dahulunya juga penjual buku bekas. Toko buku bekas milik ayahnya Tomi sudah berdiri sejak tahun 1998.

Menurut Tomi, dalam menjual buku bekas tidak hanya ilmu berbisnis yang diperlukan. Ilmu pengetahuan perihal kriteria buku bajakan, buku orisinal, cara merawat buku bajakan jika ingin bertahan lama, dan ilmu kepustakaan yang juga sangat diperlukan. Dalam menjalankan usaha toko buku bekas tersebut, Tomi dan Vivi sebagai penjual telah menyusun dengan baik kelompok buku-buku ajaran agar mudah diperlihatkan kepada calon pembeli.

Kehadiran toko buku bekas di tengah gempuran zaman pada saat ini sangat menguntungkan, terkhususnya pada mahasiswa. Mahasiswa dapat mencari buku untuk menunjang perkuliahannya atau mencari buku bacaan referensi lainnya. Terlebih, tidak semua buku tersedia ada di internetatau di perpustakaan, maka mahasiswa dapat menemukannya di toko buku bekas. Selain itu, sebagai pembeli kita juga akan disediakan pilihan oleh penjual untuk dapat memilih buku orisinal atau buku bajakan.

Sebagai pedagang, Tomi sendiri mengaku bahwa buku-buku untuk perkuliahan itu sangat mahal, seperti buku-buku hukum. Jika ia memiliki buku bajakannya pun ia akan tetap menjual buku bajakan dengan kualitas yang tidak asal-asalan. Jadi ada alternatif lain bagi mahasiswa untuk berhemat terutama yang dari perantauan.

“Buku-buku perkuliahan seperti buku hukum atau buku kedokteran sangat mahal harganya, baik itu yang bajakan atau orisinal. Oleh sebab itu, buku yang kami jual dapat menjadi pilihan mahasiswa untuk berhemat dalam membeli bacaan kuliah,” ujar Tomi.

Sumber buku bekas yang dijual oleh Tomi dan Vivi bisa didapatnya dari mana saja. Dari mahasiswa yang telah selesai kuliah dan kebanyakan dari mereka menjual buku-buku nya daripada dibawa pindah. Selain itu, ada pula tempat penampungan buku bekas yang lebih besan tetapi belum disortir. Di sana, Tomi dan Vivi dapat membelinya dengan sedikit lebih murah untuk dijual kembali. Setelah membeli dari penampungan, buku bekas harus dibersihkan terlebih dahulu dan disampul sedemikian rupa agar buku tersebut layak dijual.

Tomi mengungkapkan dalam usaha toko buku bekas tersebut, tidak dapat dikatakan rugi maupun untung. Sebab, seperti yang telah diterangkan di awal, bagai rasaki harimau, terkadang penjualan meningkat dan terkadang penjualan menurun dalam satu hari.

Seorang pembeli dari mahasiswa Hukum Universitas Andalas (Unand) bernama Mawar mengungkapkan bahwa ia sangat terbantu dengan adanya toko buku bekas di Padang ini. Buku yang dijual di sini sangat terjangkau dengan kantong pelajar mahasiswa. “Buku kuliah hukum itu sangat mahal dan adanya toko ini sangat membantu dalam mencari referensi untuk perkuliahan. Selain itu, harganya juga sangat murah dengan buku yang orisinal,” ungkap Mawar, Rabu (5/4/2023).

Selain itu, mahasiswa Sastra Indonesia Unand, Tiara Maharani juga menuturkan respon positifnya terkait keberadaan toko buku bekas di Padang. Tiara mengatakan bahwa dia baru mengetahui bahwa adanya toko buku bekas di Padang, selama ini ia mencari bahan bacaan untuk perkuliahan melalui perpustakaan. “Penjualnya sangat ramah dan buku-buku yang disediakan juga lengkap dan mau mencarikan buku-buku yang kita sebagai mahasiswa butuhkan,” kata Tiara, Rabu (5/4/2023).

Reporter: Aisyah Luthfi

Editor: Haura Hamidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *