Pasang Iklan Disini

Kasus Bunuh Diri yang Meningkat Setiap Tahunnya Perlu Mendapat Perhatian Khusus


(Ilustrator/Raudhatul Tassya Khairunnisa)

Oleh: Raudhatul Tassya Khairunnisa*

Kasus bunuh diri seolah sudah tidak terdengar asing di telinga masyarakat. Kasus ini tetaplah menjadi suatu hal yang mengerikan meskipun masyarakat sudah cukup sering mendengarnya. Bunuh diri adalah perlakuan seseorang untuk mengakhiri hidupnya dengan sengaja menggunakan cara apapun seperti gantung diri, meminum obat-obatan, hingga menabrakkan diri pada kendaraan yang melaju kencang. Pada tahun 2019, WHO menyatakan bahwa terdapat 800.000 orang yang meninggal akibat mengakhiri hidupnya sendiri. Sedangkan data dari Kemkes.go.id, di Asia Tenggara angka bunuh diri tertinggi ada di negara Thailand dengan jumlah (12,9/100.000 populasi), Singapura (7,9/100.000 populasi), Vietnam (7,0/100.000 populasi), Malaysia (6,2/100.000 populasi), Indonesia (3,7/100.000), dan Filipina (3,7/100.000 populasi).

Selain itu, WHO juga menyebutkan kasus bunuh diri ini masuk sebagai 20 besar penyebab kematian di dunia. Pada tahun 2023 adanya 10 negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi yaitu : Leshoto (72,4 per 100 ribu populasi), Guyana  (40,3 per 100 ribu populasi), Eswatini (29.4 per 100 ribu populasi), Korea Selatan (28,6 per 100 ribu populasi), Kiribati (28.3 per 100 ribu populasi), Negara Federasi Mikronesia (28.2 per 100 ribu populasi), Lituania (26.1 per 100 ribu populasi), Suriname (25.4 per seratus ribu populasi).

Tindakan mengambil nyawa ini tentu saja tidaklah baik. Bahkan dalam agama, bunuh diri merupakan perbuatan dosa besar yang tidak dapat diampuni. Contohnya dalam agama Islam, pada surah An-Nisa ayat 29 yang artinya “…. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Berdasarkan ayat tersebut, Allah melarang  manusia untuk tidak melakukan tindakan bunuh diri.

Menurut Humsona mengemukakan bahwa bunuh diri merupakan tindakan merusak diri sendiri yang berakibat pada kematian. Sedangkan menurut Reber & Reber definisi bunuh diri, yaitu seseorang yang dengan niatan dan kesengajaan membunuh dirinya sendiri atau melakukan tindakan mengambil nyawanya sendiri.

Tindakan bunuh diri ini selalu dikaitkan dengan berbagai macam gangguan kejiwaan, seperti depresi, tingkat stres yang berlebihan dan gangguan lainnya. Selain itu, tak jarang kasus ini juga bisa berasal dari dampak lingkungan sekitar, seperti korban kekerasan seksual atau korban. Korban yang merasa tertekan lalu akan cenderung berpotensi melakukan bunuh diri.

Negara daratan Afrika bagian selatan merupakan negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia dengan angka kasus 72,4 kasus bunuh diri per 100.000 penduduk. Faktor dari tingginya kasus bunuh diri ini adalah banyaknya angka kemiskinan, pengangguran, dan ketidakstabilan politik.

Selain itu, di negara Amerika Selatan, tingkat bunuh diri ada pada angka 40,3 per 100.000 dengan menjadikan negara tersebut berada pada posisi kedua di dunia. Faktor dari tingginya kasus bunuh diri yaitu adanya isu seperti penyalahgunaan narkoba, tingkat kemiskinan yang tinggi, dan kekurangan layanan kesehatan mental.

Bukan hanya itu saja, beberapa waktu lalu Korea Utara juga menyinggung terkait kasus bunuh diri ini. Dilansir dari beritasatu.com, pada tanggal 22 Juni 2023 dunia dikejutkan dengan pengeluaran surat perintah kepada otoritas lokal oleh Kim Jong untuk warga Korea yang berani melakukan tindakan bunuh diri. Surat perintah ini berisi, bahwa akan ditembak mati siapapun warga Korea Utara yang berani mengambil tindakan mengakhiri diri itu tanpa segan. Badan Intelijen Nasional Korea Selatan memperkirakan bahwa pada bulan Mei kasus bunuh diri meningkat sekitar 40% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan yang difilmkan, Kim Jong Un berbicara langsung melalui tampilan layar saat sedang berkuda. “Perbuatan bunuh diri membuat hatiku sedih sebagai pemimpin tertinggimu. Hal ini merupakan pengkhianatan terhadap sosialisme dan kejam. Kami adalah negara yang paling Bahagia, hanya sedikit terbelakang dengan Tiongkok. Untuk mempertahankan status itu, kita membutuhkan orang-orang yang masih hidup karena hanya saya yang memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah seseorang masih Bahagia setelah meninggalkan.”

Tingginya angka kasus bunuh diri, disebabkan tingkat kemiskinan di suatu negara, pengangguran, dan ketidakstabilan politik. Selain itu juga, adanya penyalahgunaan narkoba dan kurangnya layanan kesehatan juga turut menyebabkan angka bunuh meningkat. Dalam hal itu, dampak dari tingginya angka bunuh diri yaitu terjadinya depopulasi pada suatu negara menjadi dampak dari meningkatnya angka bunuh diri.

Tindakan bunuh diri memang sangat disayangkan, karena dapat mengurangi populasi manusia di dunia dan dapat menimbulkan masalah baru bagi keluarga yang ditinggalkan. Ada banyak sekali yang dapat kita lakukan selama menjalani hidup. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan akan tindakan bunuh diri ini tidak terjadi lagi.

Upaya pencegahan perilaku bunuh diri dengan cara mengenali perubahan perilaku pada diri sendiri apabila mengalami depresi awal. Biasanya perilaku ini ditandai dengan adanya keluhan fisik yang tidak kunjung sembuh, perilaku menarik diri sendiri dari pergaulan sosial serta lebih banyak sifat pendiam dan mudah tersinggung akibat emosi yang stabil. Sebenarnya pencegahan bunuh diri berawal dari diri kita sendiri, karena kita lah yang tau bagaimana diri kita membutuhkan kita. Hal ini tentu saja dengan dorongan dari luar seperti kita dengan mau berbagi cerita atas masalah yang kita hadapi. Atau jika tidak ingin, berpegang teguh pada agama dan percaya bahwa setiap masalah akan terselaikan dengan baik walau akan memakan waktu yang cukup lama.

Peran keluarga dan tenaga medis juga bisa kita andalkan. Hal ini jika kita merasa lebih nyaman untuk berbagi cerita dengan keluarga, teman, atau kepada psikiater yang kita Yakini akan memberikan solusi. Selain itu juga, adanya pendekatan komunitas juga upaya untuk memberikan edukasi, advokasi dan berbagai Upaya preventif untuk mengurangi dampak akibat gangguan jiwa.

Jangan merasa selalu sendiri, ada banyak sekali orang-orang yang ada di sekitar kita yang bersedia mendengarkan keluh kesah dan masalah kita. Tuhan menciptakan banyak populasi manusia untuk dapat bersosialiasi. Jika merasa enggan untuk bercerita dengan orang-orang terdekat, masih ada Tuhan yang siap mendengarkan tangis dan keluh kesah kamu. Menjadi insan yang taat kepada penciptanya tentu akan mempermudah diri untuk menghadapi setiap masalah.

*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *