Pasang Iklan Disini

Peran Besar Lingkungan terhadap Peningkatan Minat Baca


(Ilustrator/Ifran Afdhala)

Oleh: Ifran Afdhala Zikri*

Minat baca merupakan suatu ketertarikan untuk memperoleh informasi dari berbagai media yang dibutuhkan dan mendorong seseorang untuk terus memperluas pengetahuannya. Minat baca tentunya tidak dapat tumbuh secara instan, tetapi diperoleh dengan proses yang panjang dan berkesinambungan sehingga bisa menjadi suatu kebiasaan. Minat baca bisa diterapkan mulai dari  lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Dilansir dari website perpustakaan.go.id membaca buku merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari hari. Hal ini dikarenakan buku menjadi salah satu sumber pengetahuan yang mampu menambah dan pempengaruhi pengetahuan. Perpustakaan merupakan salah satu bagian dari dunia pendidikan yang menjadi media untuk menumbuhkan minat membaca. Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh perpustakaan yaitu meningkatkan minat baca masyarakat dalam jangka panjang untuk mendorong dan mempercepat terwujudnya budaya rajin membaca pada masyarakat.

Kebiasaan dan budaya membaca dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, minat baca memainkan peran sebagai kesuksesan pendidikan. Kurangnya minat baca pada peserta didik salah satunya disebabkan rasa malas belajar yang dapat berdampak pada prestasi peserta didik yang tidak optimal dalam mempelajari sesuatu.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kurangnya minat baca di Indonesia, yaitu belajar membaca sejak dini dianggap tidak penting, kehidupan yang dipengaruhi teknologi, pengaruh lingkungan, dan kurangnya ketersediaan buku yang menarik sehingga tidak timbul kesadaran diri untuk membaca. Kurangnya akses untuk membaca seperti fasilitas perpustakaan terutama di daerah daerah terpencil yang menyebabkan  kemampuan membaca anak-anak Indonesia yang masih jauh dari negara-negara ASEAN apalagi tingkat dunia.

Terhitung pada tahun 2022, persebaran perpustakaan di wilayah Indonesia adalah 23.45% berada di Pulau Sumatra, 47.79% di Pulau Jawa, 11.52% di Pulau Sulawesi, 8.67% di Nusa Tenggara, 6.67% di Pulau Kalimantan, dan 0.4% di Pulau Papua. Hingga saat ini, jumlah perpustakaan yang telah terhimpun sebanyak 158.364 dengan target penambahan di tahun 20223 yakni 6.246.

Berdasarkan data dari UNESCO di tahun 2016, Indonesia berada pada urutan 60 dari 61 negara di dunia dengan tingkat literasi rendah, dapat diketahui bahwa hanya 0,001 persen atau 1 dari 1,000 orang yang rajin membaca di Indonesia. Menurut data BPS pada tahun 2022, tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia secara keseluruhan berada pada angka 59,52 persen dengan durasi membaca 4-5 jam per minggu dan 4-5 buku per triwulan. Tercatat bahwa sebanyak 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, berada pada urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget setelah negara China, India, dan Amerika Serikat.

Pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat sangat penting karena keteladanan orang tua yang mampu memanfaatkan waktu senggang dengan membaca buku kemudian menceritakan garis besarnya kepada sang anak. Pada umumnya, akan timbul keinginan untuk membacanya dari anak sendiri setelah mendengarkan cerita tersebut, sehingga semakin tinggi motivasi membaca seseorang semakin tinggi.

Dalam era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, peran perpustakaan dan pusat informasi makin dirasakan kegunaannya sebagai sarana belajar mengajar, sumber informasi dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Generasi muda Indonesia berperan penting terhadap penerapan minat baca sejak dini dan di masyarakat, untuk lebih memanfaatkan perpustakaan yang telah di sediakan sebagai wadah belajar dan membaca sehingga meningkatkan pengetahuan juga sumber daya manusia Indonesia menjadi semakin berkualitas.

*)Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *