hampir sebagian besar wilayah di Indonesia saat ini sedang dilanda cuaca ekstrem. Curah hujan dengan intensitas tinggi disertai badai menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Selain bencana alam, cuaca buruk yang terjadi ternyata juga berdampak pada kesehatan dan imunitas tubuh manusia.
Lalu bagaimana pengaruh dari cuaca ekstrem ini terhadap kesehatan manusia? Penyakit apa saja yang timbul akibat cuaca ekstrem? Serta bagaimana cara agar terhindar dari penyakit tersebut? (M. Bimo Setiawan P. W).
Narasumber: Putri Nilam Sari, SKM, M. Kes*
Cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi memang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Hal ini disebabkan karena pada musim hujan penyebaran mikroorganisme parasit seperti cacing maupun vektor lain pembawa penyakit misalnya nyamuk lebih luas terlebih jika banjir. Hal ini dapat diperparah dengan buruknya sistem sanitasi serta hygiene setiap individu. Berikut beberapa penyakit yang mudah berkembang pada cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi:
- Demam Berdarah
Penyakit ini disebabkan adanya genangan air hujan yang tertampung pada wadah terbuka dan merupakan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang menjadi sarana penularan penyakit demam berdarah. Oleh karena itu, masyarakat disarankan melakukan 3M+ yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat penampungan air serta mendaur ulang barang bekas.
- Diare
Diare timbul akibat adanya genangan air hingga banjir yang terkontaminasi kotoran dan sampah kemudian masuk kedalam lingkungan tempat tinggal masyarakat. Genangan air yang terkontaminasi tersebut menjadi media penyebaran diare. Sehingga diperlukan personal hygiene yang baik untuk menekan penyebaran penyakit.
- Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
ISPA dapat timbul karena ada beberapa orang yang rentan terhadap cuaca tertentu serta penyebaran mikroorganisme yang meningkat pada musim hujan. ISPA juga menjadi penyakit mayoritas yang dialami oleh masyarakat khususnya mahasiswa dimana ISPA juga merupakan gejala dari beberapa penyakit.
- Leptospirosis
Penyakit ini sering kita jumpai ketika banjir tiba. Leptospirosis ditularkan oleh urine dan darah hewan yang sudah terinfeksi bakteri dengan banjir sebagai media penyebarannya. Bila seseorang memiliki luka lalu terkontaminasi oleh banjir yang sudah terkena urine maupun darah tersebut, maka yang bersangkutan akan terkena leptospirosis.
Lansia dan anak-anak menjadi golongan masyarakat yang rentan terkena berbagai penyakit ini. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut juga akan menyerang masyarakat umum yang memiliki pola makan tidak seimbang, istirahat tidak teratur serta minimnya olahraga.
Oleh karena itu masyarakat harus melakukan sanitasi dengan baik dan mengikuti program pemerintah yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini memiliki beberapa pilar yaitu berhenti buang air besar sembarangan, membuang sampah dengan benar, pengelolaan air minum dan makanan, tersedianya fasilitas cuci tangan, serta mengelola limbah dengan benar.
Selain itu juga ada program pemerintah lainnya yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang tentunya sangat penting untuk diterapkan. Indikator dari GERMAS harus diikuti seperti konsumsi sayur dan buah untuk mendapatkan vitamin dan mineral serta peningkatan hidup sehat lainnya seperti tidak merokok dan menjaga kualitas lingkungan sekitar.
Penerapan berbagai program pemerintah tersebut tentunya menjadi upaya preventif dalam menekan penyebaran penyakit. Selain menjaga kesehatan pribadi, masyarakat juga harus mampu menjaga kualitas lingkungan sekitar agar tidak menjadi pemicu timbulnya penyakit berbahaya lainnya.
*Narasumber merupakan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas