Padang,gentaandalas.com– Universitas Andalas (Unand) kembali menggelar Wisuda I secara luring di Gedung Auditorium Unand pada Jumat (18/2/2022). Pelaksanaan Wisuda I kali ini dilaksanakan selama dua hari berturut dengan tetap menerapkan berbagai protokol kesehatan (Prokes) yang dinilai masih kurang optimal.
Prosesi Wisuda kali ini dilaksanakan secara luring bertepatan saat Kota Padang sedang menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Hal ini tentu memicu berbagai pro dan kontra khususnya bagi wisudawan dan orang tua serta wali yang menghadiri prosesi ini.
Irfan Septian, wisudawan Jurusan Hubungan Internasional Unand, mengaku dirinya sedikit khawatir dengan potensi penularan virus, terlebih protokol kesehatan yang belum sepenuhnya terlaksana, namun dirinya tetap memilih wisuda secara luring ini dibandingkan wisuda dengan sistem daring.
“Khawatir tentu ada namun tidak terlalu, karena ada syarat wajib yang harus dipenuhi seperti wajib vaksin hingga tes PCR bagi orang dari luar Padang ,walaupun demikian penerapan prokes masih banyak yang melanggar” ujarnya saat diwawancarai Genta Andalas pada Jumat (18/2/2022).
Kurangnya penerapan protokol kesehatan juga dirasakan oleh Hermansyah Dahlan, yang merupakan orang tua dari salah satu wisudawan, bahkan ia mengatakan terdapat ketidakadilan dalam regulasi yang diterapkan. Dimana dalam peraturan hanya memperbolehkan satu orang tua atau wali saja yang dapat memasuki ruang wisuda, namun peraturan tersebut tampaknya tak berlaku di ruangan tersebut.
“Saya melihat ada beberapa perwakilan keluarga yang dapat masuk bahkan dua orang, dan ketika dipertanyakan oleh orang tua dari wisudawan lain, pihak keamanan tersebut hanya diam” ungkap Hermansyah.
Kekhawatiran yang sama juga dirasakan oleh Salsabila Kemala Besia, Wisudawati Fakultas Kedokteran, ia mengaku dirinya khawatir akan tertular covid-19 terlebih protokol kesehatan belum terlaksana dengan baik seperti masih ada yang belum memakai masker dengan benar dan adanya kerumunan, selain itu karena dirinya juga harus melakukan koas sehingga harus menjaga daya tahan tubuh. Ia juga menambahkan bahwa wisuda yang dilakukan luring lebih baik diperuntukkan bagi wisudawan terbaik dan bintang aktivis kampus saja.
Salah satu orang tua dari wisudawan, Bidan Yulida Laila mengatakan Kekhawatirannya terhadap pelaksanaan wisuda secara luring, dan dirinya lebih memilih pelaksanaan wisuda secara daring.
“Kekhawatiran masih ada, tentu kita harus waspada, seperti memakai masker dan menjaga protokol kesehatan. Untuk masa sekarang ini lebih baik secara daring saja dulu, secara luring bagus juga tapi dengan catatan harus menjaga protokol kesehatan” ungkapnya.
Reporter : M. Bimo Setiawan Perdana Wilan dan Riski Wahyudi
Editor: Elvi Rahmawani