Oleh: Asa Alvino Wendra*
Sumatra Barat memiliki pesona alam yang sangat indah. Kuliner, pegunungan, pantai, danau, dan air terjun kerap memancing wisatawan maupun warga lokal untuk berkunjung. Salah satu wisata yang sangat disarankan untuk dikunjungi adalah Padang Mangateh, peternakan sapi yang menawarkan rumput hijau nan luas dengan ternak sapi yang berkeliaran. Padang Mangateh terletak di Mungo, Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Lokasi inj berjarak kurang lebih 12 km dari pusat Kota Payakumbuh. Pengunjung dapat mengakses peternakan ini dengan kendaraan pribadi. Padang Mangateh terletak di salah satu sudut kaki Pegunungan Sago, Kabupaten Lima Puluh Kota. Padang Mangateh yang terletak di ketinggian 700-900 meter di atas permukaan laut membuat lokasi ini sangat sejuk.
Masuk ke Padang Mangateh tidak dipungut biaya, tetapi harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu. Jam berkunjung sendiri biasanya diizinkan pada hari kerja dan jam kerja saja. Persyaratan yang harus dipenuhi pengunjung adalah harus mendaftar secara online terlebih dahulu di situs kunjungan Padang Mangateh. Selain itu, pengunjung juga dapat langsung datang dan izin di lokasi saja.
Padang rumput yang ditawarkan di Padang Mangateh sangatlah indah, pengunjung seolah-olah merasakan sedang berada di New Zealand. Hamparan rumput yang luas ini adalah lokasi untuk peternakan yang diberi nama Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas (BPTU-HPT). Padang Mangateh telah berdiri sejak tahun 1916 pada zaman kolonial Belanda. Padang rumputnya yang luas membuat banyak orang mengatakan bahwa Padang Mangateh ini mirip dengan Desa Hobbit.
Alamnya yang sejuk dan ditambah dengan adanya ribuan sapi yang tengah memakan rumput dan juga berkeliaran akan membuat pengunjung seakan tidak berada di Indonesia. Gunung Sago yang menjadi latar dari padang rumput ini menambah keindahan dari Padang Mangateh. Banyak spot foto yang luas nan indah yang sangat cocok untuk berburu foto di padang rumput ini. Jalan yang membelah padang rumput menambah kesan cantik bila dipotret dari ketinggian. Kondisi alam yang sejuk membuat rumput di lokasi ini tumbuh dengan subur. Suhu yang sejuk akan membuat pengunjung merasa betah untuk menjelajahi Padang Mangateh yang luas.
Kuda, sapi, kambing, dan ayam juga diternakkan di Padang Mangateh. Tempat ini selain dijadikan peternakan, juga dijadikan penelitian para akademisi bidang peternakan serta menjadi tempat perkembangan penelitian tentang pakan rumput hijau. Sayangnya, akibat dari para wisatawan yang membuang sampah sembarangan, Padang Mangateh sekarang meminta beberapa syarat bagi pengunjung agar bisa masuk.
Mengunjungi Padang Mangateh akan membuat pengunjung bisa menikmati keindahan alam dan juga menambah wawasan mengenai peternakan. Lokasi ini juga sangat cocok dikunjungi bersama keluarga, akan tetapi tentunya dengan menjaga kebersihan dan tidak memberi makanan sembarangan untuk sapi-sapi di sana. Udara yang sejuk akan membuat eksplorasi Padang Mangateh ini semakin seru. Terdapat juga
“Bagus, luas, pemandangannya indah dengan hamparan padang rumput luas sejauh mata memandang, banyak sapi, dan dekat dengan Gunung Sago. Udaranya sejuk dan pengelolaannya baik,” jelas Aisyah Jannatus Shabrina, pengunjung asal Lima Puluh Kota pada Rabu (29/06/2022). Aisyah juga menambahkan bahwa pengawasan di Padang Mangeteh sangat ketat dan sapi-sapi yang ada di sana dirawat dengan baik. Pengawasan yang ketat sendiri dikarenakan dahulunya Padang Mangateh terbuka untuk wisata, akan tetapi sapi-sapinya jadi terkena penyakit karena ulah manusia. Oleh sebab itulah pengawasan yang ketat diberlakukan.
“Kekurangan tempat tersebut tidak ada, cuman sangat disayangkan banyak orang yang tidak bisa menikmati keindahan Padang Mangateh lantaran perizinannya yang ketat. Mungkin akan lebih baik lagi jika Padang Mangateh memberi kuota tertentu untuk wisatawan agar bisa diawasi,” jelas Aisyah. Aisyah menambahkan bahwa Padang Mangateh ini sangat direkomendasikan untuk edukasi dan wisata. “Seru dan keren, bangga di Indonesia ada tempat seperti itu,” tutup Aisyah.
*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
dimana kah link untuk pendaftaran online nya dapat kami peroleh