Padang, gentaandalas.com- Dosen Fakultas Keperawatan (FKep) Universitas Andalas (Unand) bersama mahasiswa FKep lainnya merespon persoalan dari maraknya tindakan perundungan yang terjadi saat ini terkhususnya kepada anak Sekolah Dasar (SD) dengan membentuk kader anti-bullying yang dilaksanakan selama 3 hari di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Padang.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SDN 23 Pasir Sebelah, SDN 06 Pasir Jambak, dan SDN 31 Pasir Jambak. Ketiga sekolah ini dipilih berdasarkan tingkat seringnya terjadi tindakan perundungan yang dikarenakan karakteristik tempat mereka tinggal di daerah pesisir yang keras dan juga berdasarkan peristiwa adanya siswa pelaku perundungan yang bahkan membawa benda tajam seperti pisau ke lingkungan sekolah.
Ketua kegiatan pengabdian masyarakat dan juga dosen FKep, Meri Neherta selaku menyampaikan pemilihan kader anti-bullying ini berdasarkan karakteristik anak yang tergolong nakal dan suka mencari masalah.
“Kami memilih perwakilan 20 siswa tiap SD sebagai kader yang akan dilatih 3 kali untuk menjadikannya sebagai kader, dan kami memilih siswa yang paling kuat, nakal dan ditakuti anak anak lainnya sebagai kader anti-bullying ini agar mereka yang saat ini dipandang menakutkan berubah menjadi siswa yang memberikan contoh kepada murid lainnya,” ungkap Meri saat diwawancarai oleh Genta Andalas, Selasa (28/06/2022)
Dalam menjalankan tugasnya, siswa yang ditunjuk untuk menjadi kader anti-bullying ini diberikan pin dan sertifikat sebagai bentuk apresiasi atas kemauan mereka dalam menjadi agen pencegahan terjadinya perundungan. Juga Dosen FKep juga memberi hadiah alat tulis sebagai apresiasi atas kemauan kader dalam mencegah perundungan. Di depan sekolah pun, tim pembentuk kader anti-bullying juga memasang spanduk yang menandakan bahwa sekolah-sekolah tersebut bebas dan aman dari perundungan.
“Nantinya, kader yang ditunjuk akan mencatat siapa saja temannya yang melakukan perundungan kepada teman lainnya dan menyerahkan data pelaku perundungan ke guru sekolah agar segera ditindaklanjuti,” jelas Meri.
Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kelurahan setempat dan juga Puskesmas Lubuak Buaya, Pasia Jambak dalam mengantisipasi terjadinya perundungan pada anak usia sekolah dasar.
Sari Rahmadani selaku Kepala Puskesmas Lubuak Buaya juga mengapresiasi agenda yang dilakukan oleh Dosen FKep Unand dalam membentuk kader anti-bullying dari anak SD.
“Kegiatan yang dilakukan sangat positif sekali karena kita tahu perundungan sangat berdampak buruk nantinya kepada korban, karena itu kami juga mengutus bidan koordinator remaja untuk melakukan sosialisasi disana,” ujar Sari.
Setelah pengutusan kader anti-bullying ini dibentuk, sudah nampak perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut. Hal ini karena sebelum memulai kegiatan pengabdian masyarakat, tiga daerah tersebut sudah disebar kuesioner untuk melihat kelayakan daerah dan diberikan juga kuesioner akhir sebagai evaluasi sekaligus memantau kondisi lingkungan setelah pembentukan kader.
Reporter: Humaira Zaini Putri dan Lusi Agustia
Editor: Efi Fadhillah