Oleh: Lara Elisa Putri*
Selain pantai dan laut, pemandian juga salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh banyak orang. Salah satunya yaitu pemandian yang berada di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatra Barat. Belum banyak orang mengetahui pemandian yang indah ini, karena terletak di kawasan sepi penduduk. Hanya ada lima rumah warga yang berada di sekitar pemandian tersebut dan juga lokasinya yang jauh dari pusat kota sehingga membuat pemandian tersebut kurang diketahui oleh wisatawan.
Saya memulai perjalanan menuju pemandian Lubuk Paraku pada hari Sabtu, 20 Mei 2023 pukul 11:00 WIB dari kampus Universitas Andalas (UNAND). Berangkat dari kawasan UNAND, tempat pemandian Lubuk Paraku ini ditempuh dalam waktu 30 menit menggunakan kendaraan roda dua. Perjalanan menuju pemandian ini dapat dilalui dengan dua jalur, yaitu jalur Limau Manis di belakang Fakultas Keperawatan dan jalur Bandar Buat. Saat menuju lokasi, saya menggunakan jalur Limau Manis.
Melewati jalur ini membuat pengunjung harus melewati beberapa titik jalan yang rusak, jika ingin terhindar dari jalan yang rusak disarankan melewati jalur Bandar Buat. Selama perjalanan menuju tempat pemandian pengunjung akan disuguh kan dengan pemandangan beberapa rumah yang terkesan memiliki desain unik. Setelah melewati batas kota, pemandangan yang akan menemani perjalanan adalah banyaknya pohon kelapa yang membuat nuansa sejuk dan teduh semakin terasa.
Lokasi pemandian Lubuk Paraku ini berada di belakang pemukiman warga. Saat memasuki pemandian tersebut, saya langsung berjalan menuju bagian belakang salah satu rumah warga. Memasuki kawasan pemandian, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan air yang biru serta jernih. Hal ini dikarenakan tempat pemandian yang berada di bawah bukit ini masih terjaga kebersihannya. Kawasan pemandian juga dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan batu-batu yang cukup besar yang sangat cocok dijadikan sebagai tempat melakukan swafoto. Tidak sampai di situ saja, para pengunjung yang suka dengan tantangan bisa melakukan atraksi berupa lompat dari batu yang cukup tinggi untuk terjun ke air pemandian. Biaya yang diperlukan untuk mengunjungi pemandian pengunjung hanya merogoh kocek Rp5.000 saja sebagai uang masuk.
Pemandian ini tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat, karena jumlah penduduk di sekitar kawasan tergolong sedikit sehingga perawatan dari pemandian ini kurang maksimal. Sebelumnya, kawasan ini cukup ramai didatangi pengunjung ketika hari libur sehingga warga sekitar menyediakan warung agar para pengunjung dapat menikmati makanan selepas mandi dan bersenang-senang. Namun, sekarang warung tersebut sudah tidak lagi berjualan dikarenakan tempat pemandian yang tidak ramai di kunjungi lagi. Selain itu, lokasi yang jauh dari pusat kota juga menyebabkan pemandian ini jarang didatangi wisatawan.
Warga yang tinggal di dekat Pemandian Lubuk Paraku, Akmal, mengatakan bahwa pemandian tersebut sudah dibuka sejak awal tahun 2015. Akmal berkata bahwa dulu hanya beberapa orang saja yang berkunjung ke tempat pemandian ini. ”Dulu saat awal dibuka pemandian ini, hanya sedikit orang-orang yang datang untuk mandi di tempat ini, mungkin hanya orang-orang sekitar ini saja,” jelas Amal saat diwawancarai pada Sabtu (20/5/2023).
Pengelola Pemandian Lubuk Paraku, May, menyebutkan bahwa pemandian ini sudah ada dari sejak tahun 1949, tetapi saat itu belum dibuka untuk umum. Awal tahun 2015 pemandian ini baru dibuka untuk umum. “Saya di sini sudah lama, dulu pemandian ini hanya tempat mandi warga sini, namun pada akhirnya dibuka untuk umum karena sudah banyak masyarakat yang tahu karena air di sini yang berwarna biru,” ungkap May.
Saat ini pemandian Lubuk Paraku masih difungsikan sebagai tempat wisata dan tempat pemandian yang bisa dikunjungi oleh siapa saja. Meskipun pemandian ini sudah tidak seramai sebelumnya, masih ada pengunjung yang berkunjung dan mandi ke sana.
*)Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas