Pasang Iklan Disini

Aksi Boikot Produk Israel dan Perekonomian di Indonesia


(Ilustrasi/ Zahra Nurul)

Oleh: Lara Elisa Putri

Peperangan yang terjadi antara Palestina dan Israel sudah cukup lama, peperangan yang telah menelan lebih dari 10.000 korban masyarakat Gaza Palestina ini membuka mata dunia untuk ikut mengambil andil. Perlakuan Israel yang melakukan pengeboman terhadap Palestina terutama di titik krusial seperti rumah sakit, tempat pendidikan, dan pemukiman yang melayangkan nyawa anak- anak menjadikan kasus ini menyulut simpati masyarakat dunia terhadap masyarakat Palestina. Dari perang ini juga mengakibatkan terbentuknya kubu- kubu yang mendukung masing- masing negara yang sedang bersiteru tersebut. Tak hanya berdampak pada negara yang mengalami perseteruan namun hal ini juga  berdampak hingga negara pendukung masing-masing kubu, yang saat ini sedang hangat diperbincangkan ialah pemboikotan  perusahaan negara- negara pendukung negara Israel di beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia.

Di lansir dari CNBC Indonesia Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa baru terkait membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel ke Palestina Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, berisi tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina. Dalam Fatwa ini tertuang bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib. Sebaliknya, mendukung Israel dan mendukung produk yang dukung Israel hukumnya haram.

Fatwa tersebut juga merekomendasikan agar pemerintah mengambil langkah-langkah tegas membantu perjuangan Palestina. Aksi boikot ini sangat digencarkan di media sosial mulai dari Tiktok, Instagram, Twitter, orang berbondong- bondong menaikkan tagar nya di berbagai media sosial. Akan tetapi aksi pemboikotan produk pro Israel tersebut menimbulkan beberapa dampak yaitu sebagai berikut.

Dengan realita yang terjadi, berbagai alasan banyaknya produk yang mendukung Israel. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan, salah satunya adalah banyak nya saham dari produk pendukung Israel tersebut turun, di lansir dari CNBC Indonesia saham Unilever mengalami penurunan sebanyak 2% kurang lebih, sejak dilakukan nya pemboikotan terhadap produk pendukung Israel. Bukan hanya Unilever saham seperti McDonald’s, CFC, Starbucks juga pernah mengalami penurunan sebelum akhirnya mengalami kenaikan lagi.

Dilansir dari Republika.co.id Ketua Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Hermawati Setyorinny, menyatakan bahwa efek dari pemboikotan produk pendukung Israel tidak hanya berdampak pada pengurangan sumbangan terhadap Israel, tetapi juga memberi efek terhadap masyarakat Indonesia menjadi lebih mencintai produk lokal, dengan ini masyarakat Indonesia sebelumnya menggunakan produk luar tersebut beralih ke produk lokal. Akibatnya hal tersebut dapat memberikan lonjakkan terhadap daya beli masyarakat terhadap produk yang ada di dalam negeri.

Selain dampak positif, dikutip dari Detik.com, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang menyebutkan bahwa aksi pemboikotan produk perusahaan pendukung Israel juga membawa dampak berupa kurangnya lapangan pekerjaan, banyak karyawan yang mengundurkan diri karena perusahaan yang dia jalankan ternyata mendukung Israel, hal tersebut jika lama kelamaan terjadi akan membawa dampak yang cukup signifikan.

Selain itu adanya dilema masyarakat, beberapa produk yang diboikot sudah memiliki kecocokan di beberapa konsumen sehingga sangat sulit untuk mencari produk lain yang mungkin sesuai. Sebagai contoh, produk skincare yang pro Israel ternyata memiliki kecocokan dengan kulit orang Indonesia, sehingga sebagian orang merasa sulit untuk pindah, begitu juga dengan beberapa produk lainnya.

Secara garis besar adanya pemboikotan produk Israel membawa dampak di Indonesia terutama karna tak sedikitnya produk dari perusahaan yang diboikot tersebar dan telah digunakan secara meluas di Indonesia. Sehingga adanya dampak tersebut harus disikapi sebijaksana mungkin oleh masyarakat sehingga tidak menjadi suatu masalah serius, dan pemerintah harus sesegera mungkin mengambil tindakan agar dampak buruk yang ditimbulkan dapat secepatnya diatasi dan tak berlanjut lebih dalam.

Penulis merupakan mahasiswa Departement Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *